ALIRAN RASA KOMUNIKASI PRODUKTIF




MEMAKNAI KOMUNIKASI PRODUKTIF

Assalamualaikum Moms 😍😍

Tantangan komunikasi produktif telah berakhir. Pada akhirnya saya memaknai komunikasi produktif bukan lagi sekedar materi perkuliahan. Lebih dari itu, komunikasi produktif bagi saya merupakan bagian dari syariat agama.

Masih ingat kah dengan hadis popular ini?
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendak lah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR. Bukhori No 6018)

Nah loh.. kebayang nggak sih Moms, kalau berkata baik dijadikan indikator keimanan kita? Karena nya, dalam hal ini Rasulullah SAW menyodorkan dua pilihan saja: berkata lah yang baik atau diam.

Lantas bagaimana cara agar mampu berkata baik?
Thingking before speaking. Ini lah yang membedakan antara kita dengan makhluk hidup lain. Kita diberi akal untuk memilah mana perkataan baik, mana perkataan yang menjerumus kepada mudharat.

Kalau hanya sekedar bunyi, apa bedanya kita dengan kentongan. #Eh.

HAMBATAN, TANTANGAN, SOLUSI

Berbicara mengenai hambatan, Alhamdulillah… dalam pengerjaannya nyaris bebas hambatan.

Ah, mana mungkin?
Sangat mungkin.
Mengapa?
Karena sebelumnya kami telah dibekali strategi agar bisa lolos di setiap tantangan.

Saya kasih sedikit bocoran ya Moms. Namanya ilmu manajemen fokus. Temukan satu waktu saat kita berada pada kondisi fokus tingkat tinggi.

Kalau bunda Fazza ada di pukul 03.00 WIB. Dalam keheningan dan tanpa gangguan bocil itu lah saat saya bisa fokus menulis. Hasilnya, waktu menjadi lebih efisien. Dari mulai menulis, membuat desain sekedarnya, sampai mengunggah di blog biasanya hanya memakan waktu kurang lebih satu jam saja.

Saya pun bisa memulai hari dengan happy karena tidak lagi terbebani tugas.


Tantangan justru ada pada sumbu emosi. Saat sumbu memendek, bisa dipastikan komunikasi tidak akan berjalan produktif. Cara mengatasinya adalah sebagai berikut.

1. Temukan celah
Biasanya emosi akan meledak pada saat hectic, lapar, kelelahan dan banyak to do list yang belum diselesaikan. Sebisa mungkin antisipasi hal tersebut.

2. Delegating
Hidup di perantauan minta bantuan siapa lagi kalau bukan paksu. Dia sih biasanya nggak mau rugi, kalau dimintai bantuan. 
“Yah, Nda udah capek banget, boleh minta tolong beresin piring kotor?” 
“Oke siap, tapi bikinin teh dulu. Jangan manis manis ya..”
😂😂😂

Besar harapan saya, semoga bisa lebih baik lagi di tantangan berikutnya.

BISMILLAH, SIAP MASUK GAME LEVEL 2 !!!

#AliranRasa
#GameLevel1
#KomunikasiProduktif
#Kuliah BunsayIIP

Referensi:
www.muslimah.or.id 
www.nu.or.id
Modul Pra Bunsay 2