(DAY 7) - Game Level 1 - Komunikasi Produktif

BAHASA YANG SULIT DIMENGERTI





Assalamualaikum Moms ❤❤

Sungguh bahagia ya moms, saat si kecil mulai bisa berbicara. Saat ia mulai menyebutkan nama-nama benda, menyampaikan keinginannya dan yang paling mengharukan itu saat dia mulai bisa memanggil “bunda”. Ya meskipun pelafalannya memang belum sempurna, meskipun kata bunda sekilas lebih mirip dengan kata “kuda” #lol, tapi rasanya seorang ibu sudah mendapat sebuah pencapaian. Pencapaian ini lah suatu kebahagiaan tersendiri yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Saya sangat bersyukur di usia Fazza yang belum genap 2 tahun, ia sudah mulai lancar berbicara. Huhh, lagi-lagi isu speech delay atau keterlambatan bicara memang sering menjadi momok bagi para orang tua ya moms. Big hug tuk seluruh mama di dunia.

Dilansir dari www.motherandbaby,co.id, dr. Amanda Soebadi, SpA menyatakan bahwa pada usia 18-24 tahun anak mengalami ledakan bahasa. Ia hampir setiap hari memiliki kosakata baru. Ia mulai mampu menyusun kalimat yang terdiri dari dua kata. Ia juga mulai senang mendengarkan cerita. Lalu ia menambahkan bahwa pada usia 2 tahun, sekitar 50 persen bicaranya bisa dimengerti orang.

Baik… Kita garis bawahi kata 50 persen ya moms. Jadi baru 50 persen kata yang dapat kita pahami. Hmmm.. pantas saja ya bunda Fazza suka kebingungan. Walau sepele tapi jujur sangat menguras otak dan energi.

Seperti kejadian minggu lalu saat Fazza minta main “attha”. Saya coba gendong kesana-kemari mencari benda yang bernama “attha” tadi tetapi gagal. Saya akhirnya menyerah dan bukannya meminta maaf malah mengomel: “Apa sih nak?, ini bukan, itu bukan, bunda nggak ngerti ah, sudahlah main yang lain aja ya”. Hikks, sungguh sedihnya hati Fazza saat itu padahal dia hanya ingin main boneka panda yang ada di rak atas.

Makanya saat membaca materi bagian empati saya merasa tertoyor langsung teringat si “Attha” tadi. Huhuhu… Ibu macam apa saya ini. Saya pun berniat, jika suatu saat mengalami case yang sama, saya tidak ingin mengulangi kesalahan. Efeknya buruk pemirsah, ia bisa kehilangan kepercayaan dirinya. Menyeramkan bukan?



Kejadiannya kira-kira terjadi saat pukul 20.00 malam. Tak biasanya Fazza belum juga beranjak tidur. Saya pun sudah tepar karena kelelahan. Saya kasih kode ke ayah untuk bergantian pegang Fazza.

Ayah: “Fazza sudah malam, bobok ya…”
Fazza: “Ni Yayah, ni Azza, ni Uda” (Masih ingin bercerita)
Aya: “Iya… Ini ayah, ini bunda, ini Fazza”
Fazza: “Ni aju Uda, Ni aju Fazza" (aju -> baju)
Ayah: “Iya, heee…”
Fazza: “Hah? Aju Yayah ana?”
Ayah: (Si ayah nggak ngeh)

Kebetulan si Ayah sedang tidak pakai kaos #sensor karena akan bersiap mandi. Hmm.. salah satu kebiasaan buruk Ayah, mandi malam-malam.
Fazza: “Abi… abi…”
Ayah: “Hah? Abi? Ayah, gimana nak? A.. yah.. ikutin…
Fazza: “Abiii.. abiii..” (menangis) “Aiing.. aing…”
Ayah: ????

Bunda pun akhirnya turun tangan. Inhale-exhale...
Bunda: “Yah, kalau melihat ayah nggak pakai baju kayaknya abi itu mandi deh dan aing itu air.”
Ayah: “Ooohhh… wkwkw.. yasudah, ayah mandi dulu ya”
Fazza: (Menyeka air mata dan mengangguk”
Bunda: “Maaf ya sayang… Bunda sama ayah tak tau. Sekarang bobok yaa..
Fazza: “Heem”

#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institutibuprofesional