Game ke-8 menjadi akhir petualangan saya di Tahap Ulat. One step closer menuju tahap selanjutnya yaitu Tahap Kepompong. Tidak seperti di tahap ini, dimana kami harus banyak melahap ilmu, Tahap Kepompong bukan lagi tahap pergerakan melainkan penahanan. Sudah tidak melahap lagi. Sudah tidak makan lagi. Kami akan berpuasa.
Waw, akan ada kejutan apa lagi ya di Tahap Kepompong nanti?? Nah.. sebelum menuju kesana, saya harus bisa menaklukkan dulu nih jurnal main pekan ini. Sangat mengejutkan, tantangan kali ini kami diminta membuat buddy system.
Kami diminta berpasangan. Melamar petualang lain yang paling klik di hati. Proses ini bertujuan agar para ulat bisa saling berkerjasama, saling membantu, saling memberikan motivasi dan saling memantau progress satu sama lain. Penasaran nggak sih siapa yang berhasil menaklukkan hatiku? Simak perjalanannya yaa 💖💖
1. Menemukaan Buddy
 |
| Sumber: Freepik |
Awalnya saya ingin melamar seseorang di Regu Rangsel (Karawang-Tangsel) dimana setiap hari kami ngobrol ngalor-ngidul disana. Lalu, saat saya ingin menge-chat seseorang di regu, tiba-tiba "tiiiingg..." ada bunyi messenger masuk. Ternyata.. saya dilamar duluan oleh seseorang gaesss... 😍😍
Seneng banget doong.. Merasa bertambah rasa percaya diri, merasa bertambah rasa bersyukur, ternyata saya cukup berkesan lho di matanya. Tanpa basa-basi saya terima lamaran itu dan kami pun resmi berpasangan.
Siapakah gerangan orang tersebut? Beliau adalah Mbak Franshida Sidhara Hadi, panggilan beliau Yossy, berasal dari Regional Yogyakarta. Kebetulan saya pernah tinggal lama di Yogyakarta. Kami berasal dari suku dan budaya yang sama. Kami juga sama-sama punya anak berusia 4 tahun. Ada sedikit kesamaan di peta belajar dan memiliki tantangan yang sama di manajemen gawai.
Ini lah beberapa faktor yang membuat kami sangat akrab sewaktu di camping ground Hutan Pinus pekan ke-5 dan ke-6 lalu. Kesamaan-kesamaan itu juga yang menyatukan kami meski jam online kami tentu berbeda.
2. Memberi Bekal untuk Buddy
 |
| Sumber: Freepik |
Sobatque (*panggilan akrab kami) ini mengalirkan rasa jika masih ada tiga topik ilmu yang menurutnya belum sepenuhnya terpenuhi, yakni tentang;
- perpustakaan keluarga
- merancang anggaran pendidikan
- manajemen gadget keluarga
Mbak Yossy ini sedang pindah rumah, jadi otomatis perencanaan perpustakaan keluarganya tertunda. Sudah terbayang lah ya, bagaimana repotnya pindahan 😞😔. Dua kasus lainnya juga sepertinya menjadi tantangan banyak orang, termasuk saya sendiri. Dan saya pun meminta maaf karena saya sendiri juga masih struggle pada hal tersebut.
Jadi, atas beberapa pertimbangan saya memutuskan untuk memberi bekal beliau tentang Parental Burnout. Berikut sumber ilmunya.
Ilmu ini merasa perlu saya bagikan karena saya ingin kami para ibu "tonggak penting dalam keluarga" mampu mengelola fisik dan psikologis dengan banyaknya beban yang ada. Kita perlu sekali mengurai satu persatu apa saja yang sebenarnya terjadi pada diri kita sehingga dapat menyiapkan strategi saat terjadi burnout dalam pangasuhan.
Akhir kata, enjoy sekali mengerjakan challenge kali ini. Bertambah bahagia, bertambah sahabat dan semoga bertambah rizki dan keberkahan. Amin..
0 Comments
