RIVIEW BUKU HIDUP SEDERHANA, HADIR DI SINI DAN SAAT INI


Aloha temans..

Hari ini sudah hari ke berapa ya kita #tetapdirumah??

Sampai tak terhitung ya..

Menuju bulan suci, yuk kita langitkan doa kuat-kuat agar si covid segera hengkang dari muka bumi ini. Amin..

FYI, akhir-akhir ini saya lagi senang sekali belajar tentang gaya hidup minimalis, slow living dan hidup berkesadaran.

Tampak keBarat-Baratan, bahkan perlu capek-capek belajar hidup dari Jepang, tapi yang saya rasakan justru saat ini saya tengah belajar menjadi muslimah yang lebih baik lagi. Belajar lebih mendalami makna khusyu', qona'ah dan syukr nikmah. Bukankah semua itu merupakan ajaran suci dari Baginda Nabi?

Qadarullah satu minggu lalu saya dijodohkan dengan buku berjudul HIDUP SEDERHANA dari Mbak Desi Anwar. Bagi temans yang sering menonton Metro TV pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok ini. Beliau adalah pembawa acara "Insight With Desi Anwar" dan "Face2Face With Desi Anwar".


Identitas Buku

Judul Buku: Hidup Sederhana, Hadir di Sini dan Saat Ini

Penulis: Desi Anwar

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2019

Jumlah Halaman: 204 halaman

Genre: Self Improvement


Melaui buku ini, saya diajarkan untuk lebih menyederhanakan hidup, memandang hidup dengan lebih jernih dan lebih menghargai keindahannya. Dari kesederhaan, justru saya jadi lebih bisa memilah dan memilih apa saja yang penting dan apa saja yang tidak terlalu berguna.

Melalui buku ini, saya disadarkan bahwa ada beragam hal yang tampaknya sederhana, tapi justru hal-hal itulah yang membuat hati merasa bahagia dan benar-benar hidup.

Bila temans sedang butuh bacaan di kala jeda, buku ini sangat tepat. Isinya sederhana dan tidak membutuhkan konsentrasi tinggi. Cocok sekali dibaca sembari ngeteh di sore hari.

Beberapa bab yang jadi favorit saya, diantaranya:

  • Leyeh-leyeh
  • Menjadi Kanak-Kanak
  • Lapangkan Ruang
  • Hadir di Sini dan Saat Ini
  • Makan dengan Bijak
  • Rasa Takut
  • Menggenggam Hari Ini (Carpe Diem)
Hampir semua sih, hee...

Di pembahasan Leyeh-Leyeh misalnya. Sekarang saya tak perlu lagi merasa bersalah saat satu ketika saya bermalas-malasan seharian. Dengan seabrek kesibukan mengurus suami, memasak, mengurus anak, membereskan rumah, bahkan terkadang masih berada di alam separuh tidur - separuh bangun sudah pegang panci dan nyetrekin kompor.

Rasanya nyaman sekali berlama-lama berbaring di kasur. Apalagi saat datang bulan, huahh... syurga sekali. Hingga tubuh mengatakan "cukup" dan kembali bangun lalu menyapa dunia dengan tangki penuh semangat.

Sementara pada bab Menjadi Kanak-Kanak, saya jadi ingin sesekali kembali seperti kanak-kanak. Menjadi bocah kecil yang menganggap hidup ini sebagai sumber kemewahan dan kegembiraan. Menganggap kekecewaan, kehilangan, harapan yang kandas dan rencana yang meleset sebagai sebuah PERMAINAN belaka. Kadang kalah dan kadang menang. Tapi bukan berarti menyerah.

Menjadi kanak-kanak juga berarti berani mempertahankan rasa ingin tahu. Tak perlu berpura-pura lebih cerdas dan lebih baik dari siapapun. Tak perlu berpura-pura mengetahui hal-hal yang tak diketahui. Tak perlu angkuh mengakui kebodohan. Sehingga pikiran jadi lebih terbuka dan mampu menerima berbagai macam perbedaan.

Pembahasan tentang Makan dengan Bijak juga tak kalah menarik. Pembaca diajarkan agar lebih memahami apa yang sedang dimakan - paham bagaimana makanan itu diproses - apa pengaruhnya terhadap kesehatan. Gula itu jahat woy!! Pewarna, pengawet, pemanis juga sama jahatnya!!

Oiya, ada satu quote menarik masih terngiang setelah membaca buku ini, yakni:
"Dan hidup sempurna apa lagi kalau bukan hidup yang penuh suka cita dan rasa syukur?"


Sekian dulu riview dari saya ya temans.. Buku ini tersedia di Ipusnas. Selamat membaca..

See You.. 


Comments
0 Comments

0 comments