STUDENT RIVIEW: DIA YANG LEBIH DULU MENCINTAI KITA

STUDENT RIVIEW: DIA YANG LEBIH DULU MENCINTAI KITA
Sumber: Freepik

Bismillah.. Walhamdulillah.. Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam kepada Nabi Akhir Zaman, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada pengikutnya yang setia.

Alhamdulillah.. Bersyukur sekali bisa menyambut selembar hari yang penuh berkah ini. Bertepatan dengan peringatan Hari 'Isra' Mi'raj, saya ingin kembali merefleksi diri. Kembali mendidik hati, panglima seluruh anggota tubuh manusia.

Momen Isra' Mi'raj mendidik saya betapa Rasul pada dasarnya telah lebih dahulu mencintai kita. Sebesar apa rasa cinta itu? Sangat besar.. Beliau rela "menego", naik-turun sidratul muntaha demi memikirkan umatnya. Jika tidak, beliau dengan sifat taatnya sudah pasti akan menerima kewajiban shalat sebanyak 50 rokaat tanpa rasa goyah sedikitpun.

Kisah ini juga mengingatkan saya pada kisah lain yang disampaikan di kelas Live Tadabur What Qur'an Says Sesi-2 tentang Kisah Rasulullah dan Hadiah Anggur dari Lelaki Miskin. Kisah tentang kemuliaan akhlak Rasul yang membuat para sahabatnya begitu takjub. Bagaimana tidak takjub menyaksikan seseorang yang begitu memuliakan lelaki miskin itu. Beliau memakan sebutir demi sebutir anggur yang ternyata rasanya asam hingga tak tersisa sebutirpun. Beliau pun memakan seraya tetap tersenyum.

Ada satu kisah lagi yang disampaikan oleh Ustadz Ridho yakni tentang kisah Ketika Rasul Menangis Karena Rindu. Suatu ketika Rasululullah menangis tersedu-sedu hingga air matanya membasahi jenggotnya. Baginda Rasul mengungkapkan bahwa ia sedang merindukan seseorang. Saat ditanya para sahabatnya siapakah yang ia rindukan sementara para sahabatnya senantiasa disamping rasul, beliau menjawab “Sahabat yang aku rindukan tadi adalah umatku di masa yang akan datang. Mereka tak pernah berjumpa denganku, tak pernah belajar langsung dariku, kecuali dari para ulama-ulama mereka tetapi mereka begitu mencintaiku seperti kalian mencintaiku. Sungguh aku amat merindukan perjumpaan dengan mereka, kelak di yaumil akhir aku baru bisa berjumpa dengannya.”

Masyaallah... Kisah-kisah di atas hanyalah secuil kisah dari ribuan kisah lain yang begitu menakjubkan.

Taddabur Qs. At-Taubah Ayat 128-129

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
STUDENT RIVIEW: DIA YANG LEBIH DULU MENCINTAI KITA
Sumber: Freepik

  • Allah SWT mengutus Rasulullah dari bangsa manusia (مِّنْ أَنفُسِكُمْ) untuk memudahkan manusia dalam mengikutinya, karena jika diutus dari kalangan malaikat maka kita tak akan mampu. Hal ini membuktikan rahmatnya Allah kepada manusia.
  • Rasul terlahir dari pernikahan yang mulia dengan nasab yang jelas.
  • Rasul merasa sedih jika umatnya ditimpa penderitaan baik di dunia maupun di akhirat. Kesulitan umatnya menjadi beban bagi Rasulullah. Itulah bedanya Rasulullah dengan manusia pada umumnya. Belum tentu kita mau memikirkan orang lain.
  • Rasul menginginkan agar umatnya mendapatkan taufik dari Allah, bertambah kuat imannya dan bertambah baik keadaannya.
  • Beliau sangat penyantun dan juga penyayang (رَءُوفٌ رَّحِيمٌ) terhadap orang mukmin.

Refleksi Setelah Taddabur Mandiri

  • Rasulullah adalah sosok teladan dalam segala hal, bahkan Allah SWT memuji beliau karena akhlak dan adabnya.
  • Hidup di akhir zaman dimana "yang baik terlihat buruk dan yang buruk terlihat baik" ini menyadarkan bahwa seharusnya Rasul-lah yang paling tepat dijadikan idola, bukan figur-figur masa kini yang sengaja didesain sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.
  • Tak ada alasan bagi kita untuk tidak mengikuti Rasulullah karena dia telah lebih dahulu mencintai kita.
Jazakumullah Ustadz untuk ilmunya. Beliau ini mengisi kajian sambil menemani istrinya lahiran di rumah sakit lho.. Masyaallah.. Jazakumullah katsiron juga untuk Tim Qur'an Journal.



Comments
0 Comments

0 comments