 |
| Sumber: Pixabay |
KEBUTUHAN VS KEINGINAN
Selain kuncir rambut dan remot TV, satu barang lagi yang sering sekali hilang di rumah kecil kami ialah sisir. Sudah tersedia dua sisir, tapi sering sekali ngumpet entah kemana.
Faktornya biasanya gegara nyisir rambut bocil sambil ngejar. Faktor kedua, tentu saja juga karena kelalaian emaknya yang tak segera mengembalikan ke tempat semua. Padahal setiap benda sudah saya beri rumah sendiri-sendiri, huhuuu...
Walhasil kemarin kami harus segera mencari pengganti. Nggak lucu kan, habis mandi rambut Fazza semrawut nggak karuan. Mana belum mau potong rambut pula. Nah, biasanya ada tukang mainan yang jualan di depan TK. Dia biasanya juga menjual sisir dan aksesoris wanita.
Sebelum berangkat saya lakukan sounding dahulu kepada Fazza bahwa kami hanya akan membeli sisir. Tapii... namanya juga bocah, lihat mobil-mobilan lucu warna merah dia terpesona. Untungnya kita sudah ditempa untuk selalu berkomunikasi produktif.
Bunda: "Kita kesini mau beli apa ya?"
Fazza: "Sising..."
Bunda: "Yak, betoool"
Fazza: "Azza mau ini bunda.."
Bunda: "Fazza ingat kan kita kesini mau apa?"
Fazza: "Sising"
Bunda: "Iya, kalau mobilan merah Fazza sudah punya di rumah."
Fazza: "Aaaaa" (mulai protes)
Bunda: "Fazza pasti kecewa, tapi kita tetap hanya akan membeli sisir ya. Uang bunda cuma cukup untuk beli sisir aja."
Fazza: "Kalau susu boleh?"
Bunda: "Yaaa.. kalau susu boleh karena susu Fazza sudah habis."
Fazza: "Yeaayyy... yang tobot ya bunda"
Bunda: "Siap tuan putri"
Fazza: "Bukan putii... Aaaazzzaaa..."
Bunda: "Ohh. Aaaazzaaa.. gitu?"
Fazza: "Yak, betool.."
Haaa... Lesson lerned untuk hari ini, bahwa mendidik tentang konsep kebutuhan vs keinginan bisa disiasati menggunakan jurus komunikasi produktif. Selain tentu dengan teladan dari ibunya. Heee.. Padahal tadinya emaknya juga pengen tut pin jilbab. Untung segera sadar.
Alhamdulillah...
0 Comments
