NHW (1) - Matrikulasi

 

Di Bumi Universitas Kehidupan, Aku Memililih Jurusan “Pendidikan Anak”

Assalamualaikum Moms...
Jika diibaratkan bumi sebagai sebuah universitas kehidupan, kira-kira mau pilih jurusan apa?


“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (syurga).”(QS. Ali Imron: 14)

Sebagaimana telah diberitahukan dalam penggalan ayat di atas mengenai apa yang dijadikan indah bagi manusia, salah satu di antaranya adalah anak. Anak adalah anugerah tak ternilai bagi orang tua selain istri/suami, emas, kendaraan dan harta benda lainnya.

Puji syukur kepada Allah SWT, karena dengan rahman-Nya, Ia menganugerahkan kado untuk kami seorang putri kecil tepat di penghujung Hari Raya Idul Fitri tahun lalu.

Sudah selayaknya bagi orang tua untuk pandai-pandai mensyukuri anugerah terbesar itu. Lantas bagaimana cara mensyukuri nikmat berupa anak?

Semua orang tua pasti akan menjawab “Ya dengan cara membersarkan dan mendidiknya”. Nah, pertanyaan selanjutnya, bagaimana semestinya mendidik anak kita? Mari kita cari jawaban dari para ahli.

Dalam buku Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak karya Wahyudi Siswanto, ia mengungkapkan bahwa mendidik bukan hanya pada materi tetapi mendidik adalah memfokuskan segala sikap dan tingkah laku agar menjadi tauladan bagi anak-anak.

Sementara itu, Ibu Septi Peni melalui materi matrikulasi How to be Profesional Mother juga mengingatkan, bahwa meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa main-main. Butuh keseriusan para orang tua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Rudi Cahyono, menjadi ayah atau ibu adalah sesuatu yang alamiah. Namun, bukan berarti tidak perlu disiapkan. Mempelajari anak-anak menjadi bekal yang baik untuk anak-anak kita kelak.

Nah lho, rupanya mendidik anak bukan hal yang sepele. Rupanya “butuh kesiapan, butuh keseriusan”. Anak seperti besi tempa yang sekali bengkok maka susah untuk dikembalikan kepada posisi semula. Wallahi saya tidak ridha anak saya terlanjur bengkok atas kejumudan saya sebagai orang tua.

Hal tersebut menjadi alasan kuat mengapa kemudian saya ingin menekuni bidang “Pendidikan Anak” di Bumi Universitas Kehidupan ini. Dimana, dunia adalah kampusnya. Manusia adalah mahasiswanya. Alur kehidupan adalah kurikulumnya dan masalah demi masalah adalah ujiannya.

Agar sukses di universitas kehidupan jurusan pendidikan anak, tentu saya perlu merumuskan strategi menuntut ilmu yang tepat serta memperbaiki kekeliruan sikap dalam menuntut ilmu. Saya akan merincinya ke dalam dua poin.
      
Strategi Menuntut Ilmu yang Akan Saya Rencanakan
  • Luruskan niat, fokus pada tujuan
  • Semangat membekali diri dengan ilmu
  • Mengokohkan ilmu
  • Refleksi diri
Perubahan Sikap yang Perlu Saya Perbaiki Dalam Proses Mencari Ilmu
Terhadap diri sendiri:
  • Hadir tepat waktu
  • Siapkan gelas kosong, tidak merasa sok tau
  • Tidak malas membuat catatan
  • Tidak menumpuk tugas
Terhadap guru:
  • Tidak bercanda berlebihan
  • Tidak mendahului guru dalam berbicara
  • Minta keridhaan guru
  • Jangan asal share, minta izin, cantumkan nama
Terhadap sumber ilmu:
  • Tidak copy-paste
  • Tidak plagiat
Referensi
Al-Qur’an dan Terjemah
Materi Matrikulasi Institut Ibu Profesional tentang Adab Menuntut Ilmu
Fitriani, Okina. 2018. The Secret of Enlightening Parenting. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Siswanto, Wahyudin. 2010. Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak, Jakarta: Bumi Aksara.
Septi Peni Wulandani, e-book: How to be Professional Mother, www.ibuprofesional.com.
Cahyono, Rudi. 2015. Daily Parenting. Jakarta: Panda Media.