NHW (6) - Matrikulasi

Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal


Assalamualaikum Moms..
Yuk belajar menjadi manajer keluarga handal.

...

Terkungkung oleh Rutinitas

Siapa yang sehari-hari terkungkung oleh rutinitas?
“Masak.”
“Beres-beres.”
“Mengurus suami.”
“Mengurus anak.”
“Masak lagi.”
“Beres-beres lagi”.
“Mengurus anak lagi.”

Sudah… cukup! Jika diteruskan mau seribu lembar pun akan berisi kalimat yang sama. Dapat dipastikan akan membuat wajah fasilitator berkerut sambil bertanya-tanya “ini apa-apaan ya?” (menghayal.com, fasilitator saya sangat baik). Back to the point, ya begitulah kira-kira lingkaran aktivitas pasca resign dari ranah public ke ranah domestik. 

Jenuh. Sudah pasti.

Selama ini saya mensiasati rasa jenuh ini dengan piknik. Acara refreshing seperti itu memang perlu dilakukan bagi setiap orang ya, namun bagi saya hal itu sangat kurang memadai karena hanya bersifat sementara dalam mengusir rasa jenuh. Lagi pula, acara seperti itu saya rasa kurang praktis karena tidak bisa dilakukan setiap saat.

Akhirnya saya menyadari bahwa kita tidak mungkin bisa menghindari yang namanya rutinitas. Namun reaksi kita yang akan menentukan apakah kita akan terkungkung dalam lumpur rutinitas atau tidak. Bahkan ternyata reaksi saya terhadap rutinitas dengan mengadakan acara piknik justru menjadi suatu “rutinitas” pula.

Rancang Petualangan Baru

Hal yang baru merupakan senjata ampuh untuk menghadapi kejenuhan. Sudah saya sampaikan pada bab sebelumnya bahwa biang dari kejenuhan ialah hal-hal lama yang terjadi berulang-ulang dalam kehidupan. Nah, dengan menciptakan hal yang baru ini, kita akan menemukan kesegaran dan hasil yang menakjubkan.

Mengapa hal baru? Pertama, hal baru itu selalu menarik. Ketertarikan kepada hal baru membuat kita ingin tahu banyak hal tentang hal baru tersebut. Ketertarikan kepada hal baru juga akan membawa kita dengan cara berpikir baru. Kita punya persepsi baru terhadap suatu hal. Kebermanfaatan ini tentu akan mencegah kita dalam jebakan stagnasi. Kedua, hal baru itu menantang. Hal baru akan membuat kita berusaha untuk menaklukkannya. 
       
Memulai dengan Habbit Baru

Setelah mengetahui akar masalahnya (terkungkung dalam rutinitas lama) lalu mengetahui apa yang perlu dilakukan (merancang petualangan baru), kita harus mulai dari hal kecil terlebih dahulu. Mengubah sesuatu secara besar-besaran dan dalam waktu singkat itu hal yang sulit dan tidak realistis. 

Hasil penelitian dari Malcolm Gladwell dalam bukunya berjudul Outliers (2008), ia mengungkapkan teori yang menarik bahwa “10.000 hour of practice”. Menurutnya, jika seseorang melatih sebuah skill tertentu selama minimal 10.000 jam, maka hampir bisa dipastikan orang itu akan “jago” di bidang tersebut. “They will master the skill” kata Gladwell. Nah lho, 10.000 jam tentu bukan waktu yang sedikit untuk memastikan kita benar-benar menguasai bidang yang ingin kita tekuni bukan? Tentunya sebuah keahlian tidak serta merta bisa simsalabim abracadabra lalu semuanya berubah menjadi seperti yang kita inginkan.

Sebagai manajer keluarga saya akan memulai perubahan dari ranah habbit terlebih dahulu. Terinspirasi dari sebuah quote dari Aristotle yang mengatakan “We are what we repeatedly do. Exelence, than is not an act but a habbit.” Kalau ingin mengubah sesuatu ke arah yang lebih baik, memang harus dimulai melakukan keniasaan rutinitas yang baik dulu. Selaras dengan Charles Duhigg dalam bukunya The power of Habit, menuliskan kalau kebiasaan menjadi kunci yang bisa memicu perubahan di aspek-aspek dalam kehidupan ini. Artinya, kebiasaan yang kita lakukan bisa jadi pondasi dari terbentuknya kebiasaan baik lain.

Baiklah, kita akan mulai mem-breakdown satu persatu calon deep habbit yang akan kita terapkan di dalam keluarga dengan mengikuti panduan yang terlah disediakan oleh Institut Ibu Profesional (IIP) sebagai berikut:

Tulislah 3 aktivitas penting dan 3 aktivitas tidak penting.


Penting
Tidak Penting
Ibadah (wajib dan sunnah)
Ber-gadget ria
Mendidik anak, mendampingi suami dan mengurus rumah
Ngobrol ria
Self development
Shopping hal-hal yang tidak bermanfaat

Waktu Anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?

Jika berbicara waktu lebih banyak dihabiskan dimana, Alhamdulillah sudah lebih banyak untuk aktivitas yang lebih penting. Terlebih setelah terseok-seok melaksanakan checklist indikator profesionalisme sebagai individu, sebagai istri juga sebagai ibu. PR-nya harus lebih konsisten dan tempa diri lebih keras lagi. 

Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya agar selaras.

Kemudia kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu dan berikan “kandang waktu” patuhi cut off time. Jangan izinkan agenda tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.

24 jam waktu yang Allah berikan, saya mengkandangkan waktu saya menjadi 3 bagian yakni sebagai berikut:


Wilayah Illahiyah
Berisi waktu untuk beribadah, baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah
Wilayah Keluarga
Waktu ini saya gunakan untuk memberihkan rumah, memasak, mencuci, dll
Wilayah Pengembangan diri
Waktu berharga mengasah diri dan menekuni passion







Buatlah jadwal yang paling mudah Anda kerjakan


Waktu
Kandang
Aktivitas
04.00 - 04.30
Wilayah Illahiyah
Shalat sunnah
Shalat subuh
04.30 – 08.00
Wilayah Keluarga
Masak
Bersih-bersih dapur dan rumah
Menyiapkan suami berkerja
Memandikan anak
Menyuapi anak
Mencuci baju
08.00 – 12.00
Wilayah Pengembangan Diri
Bermain dan belajar bersama anak
Membaca buku
Belajar materi IIP
12.00 – 12.15
Wilayah Illahiyah
Shalat Dzuhur
12.15 – 14.00
Wilayah Keluarga
Menyuapi anak
Menemani anak bermain
14.00 – 15.30
Istirahat
Menidurkan anak
15.30 – 15.35
Wilayah Illahiyah
Shalat Ashar
15.35 – 17.30
Wilayah Keluarga
Memasak
Memandikan anak
Bersih-bersih diri dan rumah
Menyambut suami
Main bersama anak
Menyuapi anak
17.30 – 18.30
Wilayah Illahiyah
Tilawah
Shalat magrib berjamaah
18,30 – 19.00
Wilayah Keluarga
Makan malam bersama
19.00 – 19.15
Wilayah Illahiyah
Shalat isya’
19.15 – 21.30
Wilayah Keluarga
Bercerita dan mendongeng
Nyantai bersama suami
21.30 – 22.00
Wilayah Pengembangan Diri
Diskusi IIP
22.00 – 04.00
Istirahat
Tidur


Amati satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik? Kalau tidak revisi, kalau baik, lanjutkan sampai tiga bulan.

Referensi:
* Materi Sesi #6 “Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal”
* Buku 7 Habbit karya Steven Covey
* Buku Cara Kreatif Mengatasi Kejenuhan Bekerja karya Peng Kheng Sun
* www.mommisdaily.com