NHW (4) - Matrikulasi

 

Kurikulum Ibu Profesional ala Gue

Assalamualiakum Moms...

Surprise Moms... Sama sekali tak terduka. Well, minggu ini kami belajar dan berdiskusi panjang dengan tema “Mendidik dengan Kekuatan Fitrah”. Saya kira “wah, pasti akan ditugaskan mendesain kurikulum berbasis fitrah untuk anak nih”. Eh, ternyata saya sotoy.

Nice Home Work (NHW) kali ini sama sekali bukan ditugaskan untuk mendesain kurikulum, tetapi lebih kepada upaya seorang ibu memecut dirinya agar pantas mendidik anaknya dengan kekuatan fitrah.

Huhuhu… Tertampar saya dibuatnya. Terlalu tergesa-gesa ingin mendidik orang lain, sementara diri sendiri belum sepenuhnya dibina dengan baik.

Nah, berikut kurikulum yang berhasil saya susun.

...

Fokus dan Percaya Diri Jurusan yang Diambil di Universitas Kehidupan.

Sampai dengan saat ini saya masih konsisten dengan pilihan jurusan yang ingin saya tekuni di universitas kehidupan ini yakni jurusan pendidikan anak. Saya yakin bahwa jurusan ini adalah jurusan yang paling tepat sebagai wujud rasa syukur telah dianugerahkan kenikmatan luar biasa berupa anak.

Jurusan sudah saya tentukan, selanjutnya ada dua hal penting yang perlu saya lakukan setelah berhasil menemukan jurusan yang membuat saya berbinar-binar saat bersinggungan dengannya yakni fokus dan percaya diri. 

Hidup di zaman dengan banjirnya informasi ini terkadang membuat kita lupa akan prioritas dan membuat tidak fokus. Akhirnya berhenti pada sebuah kegalauan karena terkena tsunami informasi tersebut. Yang lebih parah lagi munculnya penyakit “FOMO” (Fear of Missing Out) yaitu penyakit ketinggalan informasi yang membuat penderitanya ingin terus mengetahui apa yang dilakukan orang lain di media social.

Dengan beribu godaan yang menawan ini saya berani mengatakan “menarik tapi tidak tertarik”.

Komitmen dan Konsisten Melaksanakan Checklist Indikator Profesionalisme

Jujur saya akui bahwa selama ini saya terkungkung dalam aktivitas yang shallow work yaitu aktivitas dangkal, tidak fokus dan penuh distraksi (gangguan-gangguan) sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup saya. Saya lalui keseharian dengan mengalir begitu saja. Dan saat bosan melanda gadget yang dijadikan teman setia.

Nah, adanya checklist indikator profesionalisme ini membantu saya dalam mengubah aktivitas saya yang awalnya shallow work menjadi deep work yaitu aktivitas yang membutuhkan fokus, ketajaman berpikir dan benar-benar krusial untuk hidup saya.

Waktu yang sedikit ini terasa menjadi sarat makna. Selain itu, saya merasa mampu meminimalkan tindakan bodoh yang dapat merusak rapor dihadapan customer service yaitu suami dan anak terlebih rapor di hadapan sang pencipta Allah SWT.

Memang tidak mudah untuk komitmen mengisi checklist harian ini. Namun saya tidak mau menyerah, harus mau mengasah diri dan tahan banting. Saya harus latih dengan keras agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri saya.

IQRA’, Membaca Misi Hidup

Saya menemukan diri saya sejak dahulu tertarik dengan dunia pendidikan.  Cita-cita saya ingin menjadi guru. Alhamdulillah atas rahmat Allah saya berhasil meraih S1 jurusan pendidikan.

Setelah itu saya dipertemukan dengan pasangan yang sama-sama konsern di dunia pendidikan. Hal ini membuat keluarga kami semakin kompak dan berbinar-binar saat berdiskusi seputar dunia pendidikan.

Ditambah lagi, sebaran murid kami semakin luas bahkan di satu komplek sehingga menyebabkan karisma kami semakin kuat. Rumah kami ramai didatangi murid saat ada kesulitan di sekolah.

Nah, setelah memiliki anak, ketertarikan saya semakin mengerucut pada dunia pendidikan anak. Mata saya berbinar-binar saat bersinggungan dengan hal-hal yang terkait dengan pendidikan anak.

Adapun peta misi hidup yang berhasil saya temukan adalah sebagai berikut:

Misi Hidup
Menjadi guru transformatif yang bermanfaat bagi siswa, rekan sejawat dan menjadi agen of change bagi masyarakat sekitar.
Bidang
Pendidikan Anak
Peran
Educator



Menyusun Rangkaian Ilmu untuk Menjalankan Misi Hidup

Untuk bisa menjadi ahli yang sukses di Jurusan Pendidikan Anak, maka saya menetapkan tahapan mata pelajaran yang harus saya kuasai. Dalam hal ini saya mengikuti jejak Ibu Septi Peni dalam merumuskan mata pelajarannya, yakni sebagai berikut:
      
a. Bunda Sayang : ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak.
b. Bunda Cekatan: ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga.
c. Bunda Produktif: ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finasial, dll.
d. Bunda Shaleha: ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang.

Menetapkan Milestone untuk Memandu Perjalanan Menjalankan Misi Hidup

Saya menetapkan KM 0 pada usia 25 th (saat ini, 2018). Saya mendedikasikan 4 jam waktu saya untuk mencari ilmu, mempraktikkan dan menuliskannya. Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.

Adapun milestone yang saya tetapkan adalah sebagai berikut:
KM 0 – KM 1 (tahun 1, 2018): Menguasai ilmu seputar Bunda Sayang 
KM 1 – KM 2 (tahun 2, 2019) : Menguasai ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 1, 2030) : Menguasai ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 (tahun 1, 2031) : Menguasai ilmu seputar Bunda Shaleha

Memasukkan Waktu untuk Mempelajari Ilmu

Lakukan, Lakukan dan Lakukan