(DAY 5) - Game Level 1 - Komunikasi Produktif

KEEP INFORMATION SHORT AND SIMPLE (KISS)




Assalamualaikum Moms ❤❤
Bagaimana penampakan rumahmu hari ini moms?
Kira-kira lebih mirip kapal pecah atau toko obral ya?
Hii.. toss moms saya juga.

Biasanya bunda Fazza melakukan clean-up dan tidy-up di sore. Pada waktu itulah biasanya rumah kelihatan sedikit lebih rapi karena jadwalnya mengajak Fazza bersosialisasi dengan kawan-kawannya di lapangan depan masjid.

Oiya sedikit sharing nih moms, Bunda Fazza merasa beruntung pernah mengikuti channel telegram “Montessori Newbie” yang diselenggarakan oleh Mbak Nafila Rahmawati. Pada suatu kesempatan beliau membahas mengenai cara mensetting ruangan ala montessori atau yang lebih dikenal dengan prepared environtment.

Secara garis besar, setting lingkungan rumah harus diupayakan aman dan nyaman untuk mendukung anak bereksplorasi. Misalnya, mendesain kamar dengan cara menempatkan kasur di lantai, menyiapkan rak baju kecil serta menyiapkan cermin seukuran tinggi anak.

Selain itu, rumah juga perlu memiliki zona khusus untuk belajar. Nah ini nih moms yang terasa sekali manfaatnya. Ya meskipun belum sepenuhnya ala Montessori karena memanfaatkan barang yang ada, tapi anak akan paham dimana seharusnya dia bermain. Saya pun tak perlu repot-repot lagi memunguti mainan atau buku yang berserakan di penjuru dunia. #Eh lebay deh.

Di samping menyiapkan pojok belajar, kita juga perlu menanamkan sejak dini cara membereskan mainan, menaruh barang ditempatnya dan membersihkan ruangan. Mengajarkan hal ini ternyata tidak bisa didapatkan hanya dalam satu dua hari. Setiap hari dicontohkan masih saja semuanya diawur-awur.

Jujur, terkadang ini bikin bunda Fazza bad mood. Apalagi saat punggung sudah mulai bicara. Biasanya bunda Fazza nyerocos nggak selesai-selesai. “Fazza, mainannya diberesin dulu..”, “Hei, mau kemana? Ini lho lihat berantakan”, “Fazza, ini tempatnya dimana ya?”, “Fazza, kan sudah bunda siapin wadahnya, masih saja dibuang-buang”.

Wkwkwk… begitulah kira-kira kondisi mulut bunda Fazza, mecang-mencong nggak simetris, sudah gitu nggak ada spasi pula.

Tetapi setelah belajar di kelas Bunda Sayang, saya akhirnya mendapat momen: Oh, ternyata aktivitas nyerocos itu buang-buang waktu saja. Lha wong dia nggak ngerti bundanya nyerocos apa. Lha wong keseimbangan motoriknya belum sempurnya.

Haa.. cobalah saya praktikkan jurus KISS-nya, kali aja ada peningkatan.



Siang hari ini kami membaca buku cerita "Si Walet yang Malang" pilihan Fazza sendiri. Belum selesai saya membacakannya, “Praakkk…” Puzzle transportasi sudah ngabrek aja.

Fazza: “Awat, wiiingggg… wiiinnggg…, Ini Ayo, bem bem bemmm….” (begitu kira-kira dia memainkan puzzle pesawat dan bis”.
Bunda: “Waaaww, pesawatnya tinggi” (sejenak ikut bermain). Oiya, Kin Kiun-nya (menyebut salah satu tokoh dalam buku cerita) dimana ya?
Fazza: “Hah, mana…?  Ituuu…
Bunda: “Kin Kiunnya boleh disimpan?”
Fazza: “Ipan?”
Bunda: “Ya. Simpan ditempatnya ya”
Fazza: “Mengangguk”

Wew, ternyata satu kata SIMPAN jauh lebih efektif dan efisien dibanding NYEROCOS.
Sekian.

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institutibuprofesional