(DAY 3) - Game Level 1 - Komunikasi Produktif

MEMBANGUN KOMUNIKASI PRODUKTIF DI MEJA MAKAN




Assalamualaikum Moms…
Assalamualaikum juga classmates…

Wah, teman-teman ternyata sudah memasuki hari ketiga saja ya. Makin semangat dong pastinya.

Menulis jurnal progress komunikasi produktif seru ya ternyata. Bunda Fazza sendiri sudah mulai merasa enjoy dengan merasakan dampak positifnya. Dampak secara langsung, tentu menjadikan komunikasi menjadi lebih baik. Sedangkan secara tidak langsung, dengan menulis memungkinkan saya bisa menumpahkan 20.000 kata perhari. Hasilnya jadi lebih rawan stress. Heee, waras moms waras.

Nah, ada cerita seru apa lagi nih berkenaan dengan komunikasi produktif? Yuk mari boleh diintip-intip.



Lain ceritanya dengan hari pertama, dimana suasana hectic menjadi pemicu emosi negatif, kali ini pemicunya berasal dari kampung tengah yakni “perut lapar”.

Setelah kelelahan mempersiapkan hidangan keluarga (yang tentunya tak luput dari ‘gangguan’ si kecil), saat ingin menyuap makanan pun bunda masih diuji kesabaran melihat tingkah polahnya. Tidak mau duduk lah, makan berceceran lah, terkadang dilepeh, bahkan terkadang tidak mau makan pula. Di saat perut keroncongan inilah, disulut kondisi anak seperti itu saja (padahal sebenarnya wajar) biasanya mulut bunda juga ingin ikut keroncong-an.
“Fazza, sini duduk”
“Pakai tangan kanan dong nak”
“Fazzaaa… ini makananya dihabiskan dulu”
“Fazza, kebanyakan itu nak”
“Tuh, kan dilepeh..”
“Yah, itu lho anaknya..” (Aduh, ayah pun ikut kena).
Huuu.. Astaghfirullahal ‘adziim. Apa jadinya ya moms, kalau saya tidak sadar akan kesalahan ini? Mungkinkah Fazza akan tumbuh menjadi anak yang keras hati karena bundanya sering mengintimidasi? Naudzubillah, tsumma naudzubillah…

Setelah melakukan penerimaan diri, bunda berazzam ingin membangun komunikasi produktif khususnya saat makan bersama. Niat baik ini segera saya wujudkan dimuali saat sarapan. Bunda pun sudah mengetahui celahnya, maka sebelum masak, wajib ganjal perut terlebih dahulu.

Eksekusi pun dimulai.
Bunda: “Fazza, hmm.. Fazza mau makan di kursi atau di bawah?”
Fazza: “Wawah”

Dalam hati saya berkata, “yes, berhasil”. Inti dari pilihan terstruktur itu berarti Fazza mau makan. Kedua, biasanya anak akan memilih pilihan kedua. Dengan makan di lantai bunda lebih mudah membersihkan makanan yang berceceran. Wkwkwk, #tumben cerdas.

Fazza pun terlihat mulai baik dalam menyuap makanan.
Bunda: “Terimakasih ya nak, sudah mau duduk”

Konflik kedua muncul, seperti biasa Fazza selalu ingin memakai sendok besar seperti ayah bunda-nya.
Bunda: “Nak, sepertinya Fazza belum perlu sendok ini ya?”
Fazza: “Hmm!” (Nada kecewa)
Bunda: “Sendok Fazza kan lucu warna hijau, kalau pakai punya bunda bisa hueekk (red. kepenuhan).”
Fazza: “hueek?” (ekspresinya lucu)
Bunda: “Iya, huekk kayak kemarin”

Setelah menghabiskan beberapa sendok Fazza pun mulai berlarian. Bunda membiarkan karena memang rentang fokusnya belum lama. Lalu setelah bunda selesai baru menyuapi sampai hidangan habis.

Dalam kesempatan ini bunda berhasil mempraktikkan setidaknya 4 jurus komunikasi produktif, diantaranya:
1. Menahan emosi
2. Jelas dalam memberi pujian
3. Mengganti perintah menjadi pilihan
4. Fokus pada solusi bunkan masalah

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institutibuprofesional